Breaking

Post Top Ad

10/25/2022

Warga Kebanjiran Di Desa Cermen Mulai Terserang Penyakit Gatal

Gresik, pojokpudak.com


Saah satu lokasi yang hingga saat ini masih terdampak banjir di Kabupaten Gresik adalah, Desa Cermen. Ada dua Dusun di Desa Cermen yang masih terendam air yakni, Dusun Cermen dan Medeo. Air masih menggenangi sekitar 200 rumah warga, yang terdapat pada dua dusun di Desa Cermen, Kecamatan Kedamean Kabupaten Gresik.


Hari ini, ketinggian air yang merendam Dusun Cermen dan Medeo terpantau mulai menyusut. Namun sebagian warga Dusun Cermen mengaku, mereka mulai terserang penyakit gatal, terutama pada bagian kaki. Sebagian warga dewasa terserang kutu air, setelah beberapa kali harus bolak-balik untuk melihat kondisi rumahnya dari tenda yang didirikan untuk mengungsi.


"Ini sudah mulai terasa gatal-gatal di kaki, kena kutu air. Makanya tadi minta diperiksa sama bu dokter, kemudian diberi obat," ujar Sriati (37), salah seorang warga Dusun Cermen kepada awak media, Selasa (25/10/2022) pagi.


Tidak hanya Sriati, namun gatal-gatal akibat kutu air juga menyerang Lailil (33). Sama seperti Sriati, Lailil juga mengatakan, baru merasakan gatal di bagian kaki setelah harus bolak-balik melihat kondisi rumahnya yang masih terendam air.


"Alhamdulillah, sudah dapat obat dari petugas kesehatan yang keliling," ucap Lailil.


Untuk membantu memeriksa kesehatan warga terdampak banjir, Puskesmas Slempit membuka posko puskesmas pembantu di lokasi kebanjiran. Dengan tim dari puskesmas, kemudian turun berkeliling untuk memeriksa kesehatan warga terdampak banjir di Dusun Cermen dan Medeo.


"Rata-rata keluhan warga memang gatal-gatal dan pegel linu. Gatal karena kutu air memang dimungkinkan, karena banjir ini kan airnya kotor. Sementara pegel linu, sebab badan mereka capek setelah mengamankan barang-barang karena adanya banjir," kata dokter Yufida bersama tim Puskesmas Slempit, usai memeriksa kondisi warga.


Dokter Yufida menambahkan, dirinya bersama tim kesehatan Puskesmas Slempit telah melakukan pemeriksaan kepada sebanyak 35 warga. Di mana warga yang diperiksa mengaku, mereka rata-rata mengalami gatal-gatal, pegel linu dan pusing.


"Kami sudah berikan obat kepada warga, sesuai dengan apa yang dikeluhkan. Selain berkeliling, Puskesmas Slempit juga buka posko puskesmas pembantu yang siap memberi layanan kesehatan bagi warga terdampak banjir selama 24 jam," tutur Yufida.


Dirikan tenda

Selain mengungsi di masjid maupun rumah kerabat yang tidak terdampak banjir, namun ada pula sebagian warga yang memilih mendirikan tenda sebagai tempat berteduh. Tenda ini berjejer di jalan perkampungan, dengan daratan lebih tinggi dari perkampungan, seperti yang dilakukan oleh Sriati.


"Tadi malam ya buat tidur, masak, tidur di sini wong rumah kebanjiran," ucap Sriati.


Sementara Susilo (63), warga Dusun Cermen yang lain mengaku, dirinya bersama istri memilih mengungsi di warung yang dimiliki, yang kebetulan berada di lokasi tidak kebanjiran. Sementara anak-anak Susilo, masing-masing sudah berkeluarga dan tinggal di luar Dusun Cermen.


"Saya dan istri tadi malam tidur di warung, sementara barang-barang sudah lebih dulu saya amankan di lantai dua sebelum banjir. Sebab kemarin sudah ada yang woro-woro, memberitahu kalau ada tanggul yang jebol, jadi saya masih sempat memindahkan barang-barang supaya tidak kena banjir," tutur Susilo.


Masih Susilo, Banjir yang merendam pada saat ini masih lebih mendingan ketimbang periode sebelumnya. Sebab air yang merendam saat ini, tidak setinggi kejadian banjir yang sempat melanda sebelumnya.


"Sekarang masih lumayan, sebab tahun kemarin itu air banjir sampai setinggi pintu rumah. Ini (sekarang) juga sudah mulai surut," kata Susilo. (Dyo)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Top Ad

your ads