Gresik, pojokpudak.com
Memasuki musim penghujan, sejumlah petani di Desa Sekarputih Kecamatan Balongpanggang Kabupaten Gresik mencoba peruntungan dengan menanam Kangkung, Sawi dan Bayam di lahan persawahan. Dengan masa tanam yang begitu singkat, dan petani bisa meraup untung berlipat.
Salah seorang petani tersebut Syamsuddin (55) Kepala Desa Sekarputih mengaku, menanam kangkung, sawi, dan bayam terbilang menguntungkan. Pasalnya, cara penanamannya cukup mudah dan murah, serta permintaan pasar yang stabil.
Baca juga :
https://www.pojokpudak.com/2020/11/ponpes-mambaul-ihsan-bantu-rombong.html
“Mulai dari tanam hingga panen pertama, dibutuhkan waktu dua minggu hingga satu bulan. Setelah dipanen, kangkung akan kembali tumbuh dan siap dipanen lagi," Kata Syamsuddin Selasa (24/11/2020) pagi.
Baca juga :
https://www.pojokpudak.com/2020/11/kades-wotansari-h-hariyono-pimpin-rapat.html
Masih Syamsuddin memilih bertani kangkung darat dengan pertimbangan ketersediaan air di kawasan tersebut.
Baca juga :
https://www.pojokpudak.com/2020/11/kerja-keras-kades-wotansari-h-hariyono.html
Lebih lanjut, Syamsuddin memaparkan, menanam kangkung sawah dimulai dengan mempersiapkan lahan yang sesuai dengan kebutuhan, yakni memiliki ketersediaan air dan cahaya matahari yang cukup.
Untuk memenuhi kebutuhan air di lahan miliknya, Syamsuddin menyedot air dari sumur yang ada di lokasi tersebut dengan menggunakan pompa air. Setelah persiapan lahan selesai, kangkung sawah siap ditanam.
Baca juga :
https://www.pojokpudak.com/2020/11/menjaga-imunitas-tubuh-h-hariyono.html
Tiap kali panen, Syamsuddin yang bertanam di lahan seluas sekitar seperempat hektar ini dapat mengantongi keuntungan bersih antara Rp 5 juta hingga Rp 6 juta.
Untuk tiap ikatnya, Syamsuddin menjual kepada tengkulak Sawi satu iket dengan harga Rp.10.000, Bayem dengan harga Rp.8.000, Kangkung dengan harga 5.000. Alhamdulillah sehari 150 bongkok. Katanya. (Dyo)
https://www.pojokpudak.com/2020/11/ponpes-mambaul-ihsan-bantu-rombong.html
“Mulai dari tanam hingga panen pertama, dibutuhkan waktu dua minggu hingga satu bulan. Setelah dipanen, kangkung akan kembali tumbuh dan siap dipanen lagi," Kata Syamsuddin Selasa (24/11/2020) pagi.
Baca juga :
https://www.pojokpudak.com/2020/11/kades-wotansari-h-hariyono-pimpin-rapat.html
Masih Syamsuddin memilih bertani kangkung darat dengan pertimbangan ketersediaan air di kawasan tersebut.
Baca juga :
https://www.pojokpudak.com/2020/11/kerja-keras-kades-wotansari-h-hariyono.html
Lebih lanjut, Syamsuddin memaparkan, menanam kangkung sawah dimulai dengan mempersiapkan lahan yang sesuai dengan kebutuhan, yakni memiliki ketersediaan air dan cahaya matahari yang cukup.
Untuk memenuhi kebutuhan air di lahan miliknya, Syamsuddin menyedot air dari sumur yang ada di lokasi tersebut dengan menggunakan pompa air. Setelah persiapan lahan selesai, kangkung sawah siap ditanam.
Baca juga :
https://www.pojokpudak.com/2020/11/menjaga-imunitas-tubuh-h-hariyono.html
Tiap kali panen, Syamsuddin yang bertanam di lahan seluas sekitar seperempat hektar ini dapat mengantongi keuntungan bersih antara Rp 5 juta hingga Rp 6 juta.
Untuk tiap ikatnya, Syamsuddin menjual kepada tengkulak Sawi satu iket dengan harga Rp.10.000, Bayem dengan harga Rp.8.000, Kangkung dengan harga 5.000. Alhamdulillah sehari 150 bongkok. Katanya. (Dyo)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar