Breaking

Post Top Ad

11/08/2019

Dengan Gropyokan Tikus, Tingkat Hasil Panen

Gresik, pojokpudak.com

Ada beragam cara dengan merebaknya hama tikus di wilayah Gresik, saat lahan sawahnya tidak ditanami karena kemarau, kalangan petani di Gresik, mengisi kegiatannya dengan melakukan gropyokan atau memburu tikus.


Kegiatan tersebut dilakukan oleh warga Desa Tanahlandean Kecamatan Balongpaggang Kabupaten Gresik, Jumat (8/11/2019) Malam.


Dia menyebutkan, kegiatan ini dilakukan mengingat sejak dua tahun terakhir, hama tikus merajalela, kerap menyerang tanaman  padi dan kangkung yang ditanam petani.


Bahkan dampak serangan hama tikus ini, menyebabkan hasil panen petani turun drastis.


Sawah per hektar yang seharusnya bisa menghasilkan 4-5 ton gabah, paling banyak hanya mendapatkan 1 ton. Kata Kepala Desa Tanahlandean Feri Hermawan.


''Bahkan seringkali, tidak hanya tanaman padi, namun tanaman kangkung yang ditanam, ludes diserang hama tikus,'' terangnya.


Berbagai cara, menurut Feri, sudah dilakukan petani untuk mengatasi hama tikus. Baik dengan memberikan racun tikus, maupun dengan menyemprot obat anti hama. Namun berbagai upaya tersebut tidak membuahkan hasil yang maksimal.


Untuk itu, pada saat sawah tidak ditanami di musim kemarau seperti sekarang, petani sepakat untuk melakukan gropyokan tikus.


" Hasilnya, sekali dilakukan gropyokan, kami berhasil mendapatkan 900 ekor tikus. Dalam satu ekor tikus kami beri kompensasi ganti rugi uang sebesar Rp. 2.000,- hitung-hitung untuk penyemangat," ujar dia.


Masih feri," kegiatan gropyokan tikus ini akan terus dilakukan hingga tiga atau satu minggu"


Hal ini mengingat hama tikus perkembangan biakan tikus berlangsung sangat cepat. ''Mudah-mudahan, setelah dilakukan gropyokan, sawah kami tidak lagi diserang hama tikus di musim tanam mendatang,'' Tegasnya.




Dengan banyaknya hama tikus yang berada di Desa Tanahlandean ini, kami berharap kepada pemerintah atau instansi terkait untuk membantu menanggulangi hama tikus, salah satunya memberikan bantuan berupa racun tikus dan penambahan burung dares atau burung hantu. Tambahnya.


Ditempat yang sama Sekretaris Desa Tanahlandean Esdi yang didampinggi Bayan Sumali menambahkan," Langkah gropyokan ini digelar oleh para petani, karena dinilai bisa mengurangi jumlah populasi tikus. Selain itu warga juga menerapkan metode pembasmian dengan cara lain, mulai memasang jebakan hingga penyebaran racun tikus.


"Yang jelas berbagai cara dilakukan agar tikusnya tidak semakin membabi buta," jelasnya.


Esdi menambahkan, penanggulangan hama tikus dinilai lebih efektif, apabila dilakukan, sehingga perkembanganbiakan tikus dapat dikendalikan, lantaran aktivitas ekonomi warga lebih banyak bergantung pada hasil pertanian. Sehingga diharapkan kegiatan tersebut mampu meningkatkan hasil pertanian. Tambahnya. (Dyo)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Top Ad

your ads