Gresik, pojokpudak.com
Melestrikan tradisi warga desa zaman dulu, pengelola Wisata Alam Gosari (Wagos) di Kecamatan Ujungpangkah Kabupaten Gresik menggelar festival budaya.
Kegiatan yang diikuti warga setempat menyedot antusias pengunjung wisata. Ini merupakan napak tilas budaya nenek moyang Desa Gosari.
Ketua Pengelola Wagos, Misbakhud Dawam mengatakan, dalam festival budaya sejumlah acara digelar mulai patitraan, ruwat rojokoyo, umbal tirto dan andum roso dan pasar jajanan tradisional.
"Kegiatan ini sebagai pendidikan bagi generasi milenial. Juga memperkenalkan kepada pengunjung wisata Gosari," katanya.
Para warga, kata Dawam juga memandikan sapi dengan air dari sendang pancuran atau sendang bidadari. Sejak dulu, masyarakat Gosari melakukan ini dengan gotong-royong.
"Kegiatan ini sudah kedua kalinya kami digelar," imbuhnya.
Didalam kegiatan budaya tersebut, masyarakat dan pengunjung wisata juga dapat menikmati makanan tradisional. Jajanan tersebut hanya dibuat saat menggelar kirab budaya.
"Jajanan kuno ini dibuat oleh masyarakat sendiri. Kita kenalkan kepada pengunjung wisata dan langsung bisa dinikmati," terangnya.
Sementara itu, Camat Ujungpangkah Arifin mengatakan, kirab budaya harus terus dilestarikan agar peninggalan pendahulu tidak dilupakan oleh generasi sekarang.
Pemerintah daerah, kata dia akan terus mendukung upaya desa dalam melestarikan tradisi. Dia pun berharap tahun depan bisa lebih meriah lagi.
"Kegiatan ini sangat baik, kedepan harapan kami bisa lebih baik lagi. Kami atas nama pemerintah kecamatan dan kabupaten sangat mendukung," ujarnya.
Camat Arifin mengaku baru pertama kali menikmati jajanan tradisional. Seperti jongkong, batil dan beberapa jajanan lainnya.
"Rasanya sangat enak, khas jajanan dulu. Ini dibuat pada momen tertentu saja," imbuhnya
Para warga, kata Dawam juga Sejak dulu, masyarakat Gosari melakukan ini dengan gotong-royong.
"Kegiatan ini sudah kedua kalinya kami digelar," imbuhnya.
Didalam kegiatan budaya tersebut, masyarakat dan pengunjung wisata juga dapat menikmati makanan tradisional. Jajanan tersebut hanya dibuat saat menggelar kirab budaya.
"Jajanan kuno ini dibuat oleh masyarakat sendiri. Kita kenalkan kepada pengunjung wisata dan langsung bisa dinikmati," terangnya. (Nif/Dyo)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar