Gresik, pojokpudak.com
Tahun 2022, Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) telah mengeluarkan peringatan kepada berbagai penyebab krisis pangan yang membayangi banyak negara. FAO menjelaskan bahwa krisis pangan merupakan kondisi ketika bahaya pangan akut dan malnutrisi melebar dan meningkat tajam, dimana dampaknya bisa dirasakan mulai dari skala nasional hingga pada tingkat internasional.
Seiring berjalannya waktu, disamping isu krisis pangan, masyarakat dan pemerintah juga peka akan pentingnya memberikan perhatian pada isu-isu lingkungan yang ada di wilayahnya. Ini tercermin dengan masuknya 2 isu tersebut dalam Sustainable Development Goals (SDGs) atau tujuan pembangunan berkelanjutan yang menjadi kerangka utama dalam perumusan kebijakan dari tingkat nasional hingga tingkat desa.
Hal yang sama juga terjadi di Kabupaten Gresik, dimana dalam bidang lingkungan Pemerintah Kabupaten Gresik memiliki fokus dalam pengelolaan sampah dari hulu hingga ke hilir. Dalam pelaksanaannya, pengelolaan sampah tersebut tentunya akan membawa dampak positif terhadap lingkungan, dan dilakukan sejajar dengan penguatan ketahanan pangan masyarakat sebagai antitesa isu krisis pangan.
Hal ini yang coba dilakukan oleh PKK Kabupaten Gresik lewat program Gerakan Bank Sampah Menjadi Berkah ( _Gerbank Sajadah_ ) . Program yang merupakan inovasi dari PKK Pokja 3 ini di- _lauching_ secara resmi hari Jum'at (05/08), di Desa Ngagosari, Kecamatan Kebomas, dengan dihadiri oleh Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani, serta ketua Tim Penggerak PKK (TP PKK) Kabupaten Gresik, Nurul Haromaini Ali Fandi Akhmad Yani, ketua bidang penguatan ketahanan pangan keluarga TP PKK Provinsi Jawa Timur, Wilis Susilowati Budi Santosa, Kepala OPD terkait, Camat Kebomas, Jusuf Ansyori, dan seluruh camat dan bu camat di Kabupaten Gresik.
Permasalahan sampah muncul seiring meningkatnya jumlah dan aktivitas penduduk, perubahan gaya hidup serta pola konsumsi masyarakat mengakibatkan timbunan sampah menjadi semakin banyak dalam jumlah dan variasinya. Hal ini tentunya akan menimbulkan masalah yang membahayakan bagi kesehatan dan lingkungan jika tidak dikelola dengan baik.
Pada kesempatan ini, Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani mengawali rangkaian acara dengan pemotongan pita dan berkeliling melihat pelaksanaan program Gerbank Sajadah di Desa Ngargosari. Bupati Yani terkagum-kagum melihat pengolahan sampah organik menjadi kompos untuk budidaya sayur-sayuran dan dimanfaatkan pula untuk budidaya magot yang digunakan untuk ternak lele.
Bupati Yani menegaskan bahwa program PKK berupa Gerbank Sajadah yang di- _launching_ hari ini merupakan suatu program inovatif yang diharapkan bisa di duplikasi pada seluruh wilayah kecamatan di Kabupaten Gresik.
"Kami berharap program ini menjadi suatu solusi dalam penyelesaian masalah sampah di Kabupaten Gresik, sekaligus juga menciptakan suatu ketahanan pangan dan meningkatkan perekonomian masyarakat," ujar Bupati Yani.
Bupati Yani menambahkan bahwa era saat ini, kita dituntut untuk terus berinovasi karena jika tidak berinovasi maka dipastikan kita akan tertinggal. Program ini sejatinya juga merupakan suatu usaha pembentukan ekosistem mandiri yang diawali dengan pengolahan sampah yang baik.
Hal senada disampaikan ketua TP PKK Kabupaten Gresik, Ning Nurul, sapaan akrab ketua TP PKK Gresik menegaskan bahwa program Gerbank Sajadah ini merupakan wujud nyata dari 'Aku Hatinya PKK' yang merupakan kepanjangan dari Amalkan dan Kukuhkan Halaman Asri Teratur Indah dan Nyaman. Dimana program ini merupakan program PKK dengan menggerakkan masyarakat dalam memanfaatkan halaman rumah sekitar atau pekarangan.
"Kita sudah menyaksikan bahwasanya ada desa yang sudah lengkap ada bank sampahnya, ada budidaya sayur dan lele. Kita disuguhkan bagaimana kita bisa memenuhi kebutuhan pangan kita sendiri. Tapi yang lebih penting adalah bagaimana kita sebagai agen pemberdayaan masyarakat bisa mengubah dan mengajak masyarakat untuk melaksanakan apa yang kita launching hari ini yaitu mengajak masyarakat untuk peduli terhadap lingkungan," terang Ning Nurul.
Didalam program inovasi Gerbank Sajadah ini, terdapat 3 poin penting terkait pengolahan sampah. Yang pertama adalah optimalisasi pemilahan sampah dari sumber, kemudian optimalisasi pengolahan sampah organik di bank sampah, dan yang terakhir adalah efisiensi pemanfaatan hasil terutama pada sampah organik melalui komposting, _ecoenzym_ , _bioconferencing_ , magot dan biopori.
Masalah sampah juga merupakan isu nasional, Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) mencatat bahwa pada tahun 2021 total sebanyak 28,649,763 ton timbunan sampah pertahun atau sekitar 78,492 ton timbunan sampah per hari. Dari total tersebut, penyumbang terbesar sumber sampah berasal dari sampah rumah tangga dengan persentase mencapai 40,96 %.
Sejalan dengan data nasional tersebut, Kabupaten Gresik pada tahun 2021 tercatat 'menambah' timbunan sampah sebanyak 328,72 ton per hari atau 119,984 per tahun. Dari total tersebut, sumber sampah yang tercatat paling besar berasal dari rumah tangga sebanyak 40 % dan diikuti oleh perniagaan dan perkantoran dengan persentase masing-masing 20 % dan 17 % dengan komposisi terbesar berupa sampah sisa makanan (38 %) dan plastik (17 %) serta kertas karton (10 %). (Nnd/Dyo)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar