Gresik, pojokpudak.com
Musibah kebakaran terjadi di wilayah Kabupaten Gresik. Satu unit Toko Bangunan Sumber Makmur di Jalan Usman Sadar 85 Gresik Kota dilalap sijago merah.
Kebakaran tersebut diduga akibat konsleting listrik. Percikan api kemudian membesar dan melalap seluruh isi toko milik Cicilia Veronika (48).
Kejadian itu menyebabkan balita yang bernama Celine Angelina (5) menjadi korban. Dia mengalami luka bakar di bagian kaki kanan dan kiri serta sebagian wajah.
Berdasarkan data dari Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Damkarla) Kabupaten Gresik, kebakaran tersebut terjadi pada pukul 02.30 wib saat pemilik toko dan penghuninya terlelap tidur.
Cicilia Veronika tiba-tiba terbangun karena merasakan hawa panas. Dalam hitungan detik, dia melihat api sudah membesar di dalam kamar.
Api terus membesar dan berkobar membuat Cicilia Veronika panik. Kemudian berusaha menyelamatkan anaknya Celine Angelina.
Tapi, dia terkepung api. Ibu dua anak ini nekad menerobos kobaran api sehingga menyebabkan anaknya mengalami luka bakar.
Cicilia juga berteriak meminta tolong. Teriakan dari Cicilia Veronika didengar anaknya Andrea Wijaya (21) yang tidur di kamar sebelah. Sambil menggendong anaknya yang berusia 5 tahun, dia bersama dua anaknya menuju ke ruang depan meminta tolong ke warga.
“Kami sempat memadamkan api dengan alat seadanya tapi tidak berhasil karena api terus membesar,” ujar Yono salah satu warga.
Masih menurut Yono, saat berusaha memadamkan api, ada bunyi ledakan dari set box televisi. Sehingga, warga tidak berani melanjutkan memadamkan api. Kemudian menghubungi petugas Damkarla Gresik.
Kepala Dinas Damkarla Gresik, AH.Sinaga menuturkan, saat anggotanya meluncur ke lokasi kejadian langsung menghubungi PLN untuk meminta bantuan pemadaman listrik.
“Sewaktu melakukan pemadaman pencahayaan minim dan petugas kami kesulitan bernapas, mata pedih. Imbas asap tebal di dalam ruangan,” katanya, Minggu (26/02/2023).
Selain itu. lanjut dia, tidak adanya ventilasi udara juga menjadi kendala petugas damkar memadamkan api.
“Supaya bisa aman dan nyaman untuk melakukan pemadaman. Kami meminta bantuan blower. Tetapi tidak jadi karena akses sempit ditambah tidak ada listrik. Diputuskan menggunakan Self Contained Breathing Apparatus (SCBA) atau alat pernafasan bertekanan udara,” ujarnya. (Gus/Rof)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar