Breaking

Post Top Ad

2/06/2024

Upaya Camat Amri Turunkan Tingginya Angka Stunting di Driyorejo

Gresik, pojokpudak.com


Kasus anak stunting di Kabupaten Gresik masih menjadi perhatian serius pemerintah kabupaten. Tahun 2022, angka stunting di Gresik tercatat 10, 7 persen. Angka tersebut turun dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 23 persen. Sejauh ini, penurunan angka stunting lewat berbagai program masih terus diupayakan hingga menyentuh angka 0 persen. 


Dari seluruh kecamatan di Kabupaten Gresik, angka kasus stunting Kecamatan Driyorejo merupakan yang tertinggi. Maka dari itu, peran pihak terkait, salah satunya camat setempat sangat penting untuk mengatasi permasalahan tersebut. Apalagi, setelah dilaksanakannya prosesi 313 wisudawati SOTH angkatan ke-1 se-Kecamatan Driyorejo diharapkan menjadi angin segar dalam rangka percepatan penurunan angka stunting. 


Camat Driyorejo Amri ketika ditemui setelah acara mengatakan, Ketika diberi mandat bertugas di Kecamatan Driyorejo, dia langsung door to door ke tiap desa melihat situasi kondisi di lapangan dan mencari prioritas permasalahan yang sedang dihadapi.


Ada beberapa skala prioritas masalah atau isu yang berkembang, salah satunya ialah tingginya angka stunting di Driyorejo yang mana hasil rapat beberapa waktu lalu menunjukan bahwa Kecamatan Driyorejo menduduki peringkat pertama angka stunting tertinggi se-Kabupaten Gresik.


 " itu kisaran 10 persen lebih presentasenya, sedangkan rata-rata kecamatan lain sekitar 9 persen," Ujarnya.


Oleh sebab itu, dengan melihat data tersebut, camat langsung berkoordinasi dengan pihak desa mencari penyebab permasalahan utama tingginya angka stunting.


Setelah koordinasi dengan pihak desa dan pengecekan lewat posyandu, dari situlah camat mengetahui faktor apa saja yang menjadi penyebab masih tingginya angka stunting. Faktor itu salah satunya ialah pola asuh yang kurang pengetahuan, karena Driyorejo sendiri dikenal sebagai daerah industri dimana para ibu cenderung bekerja di industri sehingga anaknya dititipkan kepada pengasuh. Pengetahuan pengasuh inilah yang kurang apalagi dalam hal pemberian gizi sehingga berpengaruh bagi kesehatan anak. 


Stunting juga akan berpengaruh kepada pasangan yang akan menikah. Karena kalau calon pengantin (catin) terutama yang wanita tidak mengetahui atau kurang edukasi masalah stunting maka akan berefek pada kehamilan dan bayi yang dilahirkannya.


" Dalam persiapan pranikah harus dibekali dengan ilmu, edukasi supaya tidak terkena stunting," ungkap camat.


Oleh sebab itu, demi mengantisipasi hal tersebut, perlu adanya kolaborasi yang nyata antara Dinas kesehatan dengan KB, PP dan PA dan pemerintah desa terlebih bekerja sama dengan perusahaan yang ada Driyorejo lewat CSR untuk menurunkan stunting.


Camat menambahkan, sebenarnya ada satu program di Kecamatan Driyorejo yaitu program Yanda dan Bunda. Cara kerjanya ialah melakukan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) kepada balita. Program ini sudah bergerak dengan melibatkan pihak kecamatan, puskesmas sampai tingkat desa dan diharapkan pihak perusahaan ikut bekerja sama menjalankan program ini. 


" Perusahaan betul-betul kami harapkan dan pada rapat konferensi desa kemarin kita berharap nantinya bisa di breakdown semua permasalahan ini sehingga ada solusi nyata dalam menurunkan angka stunting", pungkasnya. (Gus/Rof)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Top Ad

your ads